Berbagi informasi tentang Information technology (IT) ,Android, Tentang kesehatan dan berita tentang islam

Istri solehah

Ciri-ciri istri solehah salah satunya adalah mematuhi perintah suami 
Hikmah mematuhi perintah suami 
Istri solehah
Istri solehah

Istri solehah -Seorang istri harus tetap mematuhi perintah suami. Lantas,  seberapa pentingkah arti perintah suami bagi istri?
Rasulullah saw bersabda ," Ketika ada seorang perempuan (istri) yang ke luar rumahnya tanpa izin suaminya , maka istri tersebut mendapat murka Alllah hingga si istri kembali ke rumah suaminya,"(HR.Ahmad dan Abu daud).
Seorang  suami , dalam fungsinya sebagai kepala rumah tangga , memiliki hak untuk mengatur dan melarang seorang istri keluar rumah . Karena istri ada dalam pengaturan suami , maka apa yang di kerjakan isrti hendaknya atas izin suami, Jika istri meninggalkan rumah tanpa izin suami , maka selagi istri di luar rumah , Allah akan murka terhadap istri sampe istri kembali ke rumah.
 Seorang suami dalam fungsinya sebagai kepala rumah tangga , memiliki hak untuk mengatur dan melarang seorang istri keluar rumah. Karena istri ada dalam pengaturan suami , maka apa yang di kerjakan atas izinnya suami, maka segali istri di luar rumah, Maka allah akan selalu murka terhadapnya sampai istri kembali ke rumah.
    Sebaliknya , istri yang selalu patuh pada suami , maka limpahkan rahmat dan kasih sayang Allah akan selalu menyetainya. Dalam hal ini , tentu saja perintah suami yang tidak bertentangan dengan agama . Jika perintah tetap teta di rumah untuk melakukan hal yang bertentangan dengan agama , maka seorang istri boleh tidak menerima mematuhinya , Hadits Nabi menyebutkan bahwa tidak ada(keharusan) untuk taat kepada makhluk bila untuk tindakan maksiat kepada Allah .
   Ada satu riwayat dari imam ath-Thabany  dalam kitab Mu'jam al-Ausah terkait soal ini. Riwayat tersebut bersumber dari Anas bin malik ,kata dia , ada seorang laki-laki yang berangkat ke medan jihad , Laki-laki itu lalu meninggalkan istrinya di rumah sendiri, sebelum berangkat, ia berpesan kepada istrinya agar tidak meninggalkan rumah selagi diriinya belum kembali.
     " Jangan pergi kemana-mana sebelum aku pulang," pesan sang suami kepada sang istrinya.
     "Baik," Jawab sang istri ," memang hendak kemana Engkau pergi , wahai suamiku?"
     " Aku akan berangkat perang ke medan perang untuk menunaikan panggilan jihad di jalan Allah ,"
     " kapan  akan kembali , wahai suami ku?"
     " Entahlah . jika Allah menghendaki aku wafat di medan perang, aku akan iklaskan saat ini adalah pertemuan terakir kita di muka bumi. Tapi jika Allah mengizinkan aku untuk tetap hidup dan kembali ke rumah ini , aku akan iklas menjalani sisa-sisa hidupku dengan mu" kata sang suami dengan penuh lirih sambil menatap wajah istrinya.
 Maka sang suami itu pun pergi , mereka berpisah untuk beberapa waktu. Meski terasa berat, sang suami mengiklaskan kepergian suami. Ia hanya berdoa semoga Tuhan senantiasa menjaga suaminya.
  Tak beberapa waktu kemudian , setelah suaminya pergi, datanglah seorang utusan dari keluarga istri yang mengakabarkan bahwa ayahnya sakit, wanita tersebut merasa sedih, Namun ia mengatakan bahwa suaminya melarang dia untuk keluar rumah, sampai suaminya kembali. 
ia meminta utusan itu agar mendatangi Rasullah Rasullah untuk meminta nasehat atas hal yang menimpanya . apa yang harus ia lakukan ? kedapa utusan itu , Rasulllah Saw berpesan ," Taatilah perintah suaminya,"
 Mendengar jawaban itu sang utusan lalu pulang dengan tangan hampa, ia mengabarkan kepada keluarga wanita itu untuk ia tidak bisa membawa wanita itu untuk mengunjungi ayahnya yang sedang sakit. Ia tidak di perbolahkan izin dari suaminya untuk keluar rumah. Pihak keluarga merasa sedikit kecewa dengan apa yang di lakukan anaknya itu. Tak seharusnya ia melakukan hal itu.
 Sebagai seoarang  anak , pikir mereka sepatutnya ia tetap berbakti kepada orang tua . Sebab , sebab orang tua  yang telah melahirkan , mengasuh dan membesarkannya . Salah satu bentuk bakti seorang anak adalah dengan merawat orang tua yang sedang sakit . Setidaknya ia memiliki perhatian pula bila orang tua sedang sakit. Apabila , pikir mereka , mejenguk orang sakit atau takziah sangat di anjurkan nabi.
 Hari berikutnya , pihak keluarga mengutus seseorang datang lagi ke rumah wanita itu . Ia disuruh mengabarkan bahwa sakit ayahnya bertambah parah , dan ayahnya ingin berjumpa dengannya. Namun lagi-lagi , wanita itu tetap mengatakan hal yang sama . Ia tidak bisa menemui ayahnya lantaran suaminya belum kembali.
" Ayah anda sekarang sedang sakit parah," kata utusan itu
"Tapi, aku tidak bisa pergi . Aku harus menunggu suamiku pulan," jawabnya.
"Tapi ini genting ," Kilah sang utusan dari pihak keluarga
" Sampaikan saja salamku. Aku selalu berdoa semoga ayahku cepat sembuh," jawab wanita itu dengan penuh linangan air mata.

WANITA SOLEHAH/ISTRI SOLEHAH  
Keesokan harinya , sakit yang di rasa ayahnya terasa kian parah. Hingga akirnya Allah swt menybut nyawanya. Maka , semua keluarga pun berduka . Anak-anaknya menangis kepergian ayahnya , Namun hanya satu anak yang tidak hadir saat detik-detik terakir nyawa ayahnya dicabut.
  pihak keluarga kemudian mengutus seseorang untuk mengabarkan kepada wanita itu bahwa ayahnya telah wafat dan akan segera dimakamkan. Pemakaman menunggu kedatangan wanita tersebut.
  " Saya kemari bermaksud mengabarkan bahwa ayah anda sekarang sudah wafat kata sang utusan.
" Innaalillahi wainna illahi rajiuun " jawab wanita itu sambil menangis.
Ia terdiam sejenak , ia menangis kepergian ayahnya, Ia merasa saat ini ia belum bisa berbakti kepadanya. Ia pun berdoa , semoga ayahnya diampuni oleh Allah atas segala khilaf dan ayahnya .
 Wanita itu mengatakan agar jenazah ayahnya segera diurus sebagaimana mestinya.  Karena suaminya belum pulang maka ia tidak bisa hadir dalam acara pemakaman
 " Jadi anda tidak bisa menghadiri acara pemakaman ayah anda ?'' tanya utusan itu
 " Iya , aku minta maaf , aku belum bisa menghadiri acara pemakaman ayahku. "
jawab wanita itu pelan.
 " baiklah. saya pamit pergi ," kata utusan itu sambil melangkahkan kakinya.
Wanita itu tetap tidak mau meninggalkan rumahnya dan menjenguk jasad sang ayah untuk terakir kalinya . Ia tetap tetap teringat perintah suaminya agar tidak keluar rumah kemana pun selagi dirinya belum pulang. Dengan pendiriannya itu, sang utusan lalu pulang dengan penuh kekecewaan .

 Utusan dari keluarga wanita itu lalu mengadu kepada Rasulullah dan meminta nasehatnya. Sebab , menurut dia , perempuan itu dianggap telah keterlaluan . Ia tidak mau menjenguk ayahnya yang sedang sakit , hingga akirnya meninggal dunia , bahkan setelah ayahnya meninggal pun , ia tak mau menjenguk .


Namun , setelah ia berjumpa dengan Rasulullah , pernyataan yang sama ia peroleh " Taatilah perintah suaminya," kata Nabi
 Nabi bahkan mengatakan bahwa  wanita itu tergolong Wanita Salehah . Rasulullah juga bersabda terkait dengan tindakan wanita itu , " Sesungguhnya Allah telah mengampuni ( dosa-dosa) Bapaknya karena ketaatannya kepada suaminya,"

Izin atau Tidak?
 seorang istri memang tidak boleh keluar rumah kecuali mendapatkan izin dari suami , baik untuk keperluan mengunjungi orang tua ataupun untuk kebutuhan yang lain. Bahkan , seorang istri tidak boleh keluar rumah tanpa izin suami untuk keperluan shalat di masjid. Artinya , segala sesuatu yang di kerjakan istri di luar rumah harus berdasarkan izin sang suami sebab , dalam islam , istri adalah tanggungan suami .

Ibnu Taimiyah dalam kitab majmu' al fatwa mengatakan ," tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya ," Ia juga menegaskan bahwa bila seoarang istri ke luar rumah tanpa izin sang suami, maka itu dapat diartikan sebagai bentuk nusyuz yaitu bermaksiat kepada Allah swt dan Rasul-Nya , serta pantas mendapatkan hukuman. Nusyuz , dalam ilmu fiqih didefinisikan sebagai tindakan seorang istri yang membangkang kepada suami.

    Pandangan lain menyebutkan bahwa untuk urusan tertentu , seorang istri tidak wajib meminta izin kepada suami . Pandangan ini di kemukakan olah Kamal biin Hummam dalam Fath al-qadir . Ia berpendapat bahwa bila istri bermaksud menuntut terhadap hak atau memenuhi kewajiban terhadap orang lain, seperti merawat orang sakit ataupun memandikan mayat, maka dia diperboleh keluar , baik seizin suami maupun tidak.
     Menurutnya, hal-hal seperti itu tergolong fardhu kifayah(kewajiban kolektif) yang tidak dapat di batalkan oleh larangan suami . Karena itu, keluar rumah lantaran memenuhi kewajiban kolektif itu dapat di benarkan menurut syari'at . jadi , bila dalam rangka memenuhi kewajiban ( baik fardhu'ain maupun fardhu kifayah), maka seoarang istri boleh keluar rumah tanpa izin suami. Wallahu a'alam.
(Sumber buku hidayah)

Demikian Artikel Tentang Istri solehah, Semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Related : Istri solehah

Artikel Terpopuler